Mungkinkah Generasi Milenial Memperjuangkan Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional Ke-7?

Tadinya ingin mengirim topik berita lagi. Gampang. Tinggal menulis sedikit tulisan saja lalu salin-rekat. Setelah dipikir-pikir, apa salahnya dibuat jadi topik diskusi saja.

Generasi%20Milenial%20Memperjuangkan%20Bahasa%20Indonesia%20Menjadi%20Bahasa%20Internasional

Sumber diskusinya memang dari berita. Berita terhangat. Judulnya “Minat Belajar Bahasa Indonesia Semakin Tinggi” di Facebook Badan Bahasa. Kiriman 11 februari 2019.

PRODUK BUDAYA

Minat Belajar Bahasa Indonesia Makin Tinggi

JAKARTA, KOMPAS

Untuk memperkenalkan seni dan budaya Nusantara ke kancah global, bahasa Indonesia diperjuangkan menjadi bahasa internasional. Apalagi makin banyak orang asing ingin mempelajari seni dan budaya Indonesia.

Bahasa Indonesia sebagai bentuk ragam bahasa Melayu dituturkan sedikitnya 260 juta orang. Selain di Indonesia, bahasa Indonesia dan Melayu dituturkan di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sebagian Thailand.

Sebagai produk budaya, bahasa Indonesia memperkokoh identitas bangsa Indonesia, terlebih Indonesia memiliki lebih dari 600 bahasa daerah. Semua penduduk di Indonesia dipersatukan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dan membangun peradaban bangsa.

Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Mayor Jenderal (Purn) Hendardji Soepandji pada perayaan ulang tahun ke-2 KSBN di Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta, Minggu (10,/2/2019), mengatakan, KSBN memperjuangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional ketujuh setelah Inggris. Arab. Mandarin, Spanyol. Perancis, dan Rusia.

"Peradaban bangsa ini harus makin dikenal di dunia. Lewat KSBN. kami akan mempromosikan seni budaya Nusantara agar lestari dan dikenal di mancanegara,” ujarnya. Budaya Nusantara berupa tarian, seni, musik, bahasa, dan adat patut dilestarikan masyarakat.

Dana abadi

Komitmen untuk memajukan budaya tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pada Desember 2018, Presiden Joko Widodo menyampaikan kebijakan pemerintah mengalokasikan dana abadi kebudayaan Rp 5 triliun.

Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan menjelaskan, dana abadi kebudayaan itu akan digunakan untuk mengoptimalkan pemajuan budaya. Pemerintah perlu kerja sama untuk mewujudkan program kebudayaan. (EOl)

Saat mencari referensi lain, malah ketemu sebuah tulisan Kompas titik ID. Judulnya, Bahasa Indonesia Diperjuangkan Sebagai Bahasa Indonesia. Cuma terlihat sedikit tulisan di https://kompas.id/baca/humaniora/2019/02/10/bahasa-indonesia-diperjuangkan-sebagai-bahasa-internasional/ 10 Februari 2019 · 16:51 WIB.

Kalau di Facebook Badan Bahasa utuh. Tampaknya hampir serupa dengan potongan tulisan yang di Kompas. Meski pendek tapi ini mengingatkan video zaman dulu yang sempat diunggah di halaman Facebook yang lain.

Judul videonya, “Dua Negara Ini Ramalkan Bahasa Indonesia Akan Jadi Bahasa Internasional”. Dua negara itu, Korea Selatan dan Selandia Baru. Sepertinya video dua tahun lalu itu membuka wacana untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional ke-7.

Kalau Generasi 1928 Bahasa Indonesia Adalah Bahasa Persatuan, Bagaimana Dengan Generasi Milenial?

Ada macam-macam sebutan untuk generasi milenial. Generasi yang lahir seiring popularitas gawai alias gadget alias Android dengan berbagai aplikasinya.

Generasi 1928 itu zaman perang, zaman proses kemerdekaan. Sedangkan generasi zaman now, sudah tidak ada lagi perang fisik.

Mungkinkah?

Apa mungkin bahasa Indonesia 20 tahun lagi jadi bahasa internasional?

Entahlah. Kalau boleh optimis, mungkin saja. Alasannya:

  1. Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Otomatis, penutur aslinya juga banyak.
  2. Ada dukungan pemerintah. Sesuai potongan artikel di atas. Ada dana abadi.
  3. Sumpah Pemuda 1928 di zaman perang saja berhasil menyatukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sekarang sudah merdeka, tentu saja kemungkinan itu besar sekali.

Cuma sayangnya, generasi milenial ini juga akrab dengan bahasa Inggris. Tidak sedikit keluarga saya yang banyak mementingkan bahasa Inggris saat berkomunikasi dengan buah hatinya yang masih kecil. Jadi di sini ada tarik-menarik antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Lalu bagaimana dengan bahasa daerah? Ah entahlah.

Mungkin terkait: Kenapa Membangun Bahasawan.