Awalnya dikira, Sinjai ini ada di Sumatra Utara. Ternyata salah, di Sulawesi Selatan. Pantas tadi agak bingung, kok ada aksara Lontara di Medan. Ternyata di Makassar.
Berita singkat namun menarik. Sebuah strategi dan usaha mempertahankan eksistensi bahasa daerah. Lebih kerennya lagi, mempertahankan aksara yang dimiliki Sulawesi Selatan. Ternyata Sulsel punya aksara juga.
Peserta lomba adalah murid sekolah dasar. Kalau begini, akan semakin baik usaha mempertahankan kekayaan daerahnya.
Usulan Memasukkan Perda Bahasa Daerah
Usulan ini disampaikan oleh budayawan Sinjai, Drs. Muhannis. Sekaligus beliau sebagai ketua tim juri dalam lomba menulis aksara itu. Usulan beliau yaitu adanya peraturan daerah yang mewajibkan bahasa daerah menjadi mata pelajaran. Keren.
Budayawan Sinjai: Perlunya Ada Perda Bahasa Daerah
Editor: Burhan SJ
08/10/2019SINJAI, Suara Jelata—Siswa asal SDN 31 Dumme Kecamatan Sinjai Timur Riftita Amanah berhasil meraih juara pertama dalam lomba mengarang tulisan bahasa lontara yang berlangsung di SDN 127 Takkalala Sinjai Timur, Senin (7/10/19) kemarin.
Disusul juara kedua diraih Farisa Tsurraya dari SDN 31 Panaikang dan juara ketiga diraih Haura Muntasa murid SDN 84 Mangarabombang.
Kegiatan ini digagas oleh Disparbud Sinjai dan merupakan salah satu rangkaian acara Pesta Adat Marimpa Salo yang akan dilaksanakan di Desa Sanjai pada Hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019.
Ketua Tim Juri Drs. Muhannis saat ditemui usai lomba mengatakan bahwa berdasarkan hasil lomba yang pertama kalinya dilaksanakan ini masih perlu ditingkatkan khususnya dalam penulisan aksara.
“Lomba ini sangat bagus meski hasil pekerjaan anak perlu ditingkatkan, dimana alur berfikirnya murid sudah benar tapi penulisan aksaranya masih ada yang salah dan bingung,” katanya.
Muhannis berharap agar lomba seperti ini tidak hanya dilaksanakan pada saat acara pesta adat namun juga digelar pada acara-acara lainnya.
Lebih lanjut dikatakan, pembelajaran bahasa daerah kedepan sangat penting dilaksanakan agar aset daerah ini tidak terkikis oleh perkembangan yang serba modern.
Muhannis yang juga Budayawan ini pun menyarankan agar Pemkab Sinjai membuat perda terkait muatan lokal sehingga bahasa daerah menjadi mata pelajaran wajib dan dapat dikuasai oleh siswa.
“Jangan sampai anak-anak kita hilang dalam akar budayanya sendiri. Sayang kalau generasi sekarang tidak mengenal lagi huruf daerahnya sendiri,” kuncinya.
Teks di bawah ilustrsi foto: Muhannis yang juga Budayawan ini pun menyarankan agar Pemkab Sinjai membuat perda terkait muatan lokal sehingga bahasa daerah menjadi mata pelajaran wajib dan dapat dikuasai oleh siswa.
Sumber: https://suarajelata.com/2019/10/08/budayawan-sinjai-perlunya-ada-perda-bahasa-daerah/
Sebenarnya bukan hanya Sinjai, Sulawesi Selatan saja. Kalau bisa pemerintah daerah lain juga bisa memasukkan bahasa daerah sebagai kurikulum wajib. Jadi bahasa daerah masing-masing tidak langsung ter-uninstall begitu saja.