Kata "Merdeka" Diciptakan Oleh Otto Iskandar Dinata

Satu kata ini cukup menggentarkan, membangkitkan semangat juang. Terlebih saat proses perjuangan kemerdekaan Indonesia dari para penjajah. Bahkan setelah Indonesia merdeka, satu kata ini masih sering dipakai. Bahkan dalam pidato kenegaraan presiden. Dalam media sosial dan berbagai tulisan, kata ini juga sering dipakai.

Kata “merdeka” bisa disebut sebagai jargon. Sebuah istilah atau kosakata khusus yang dipakai dalam situasi tertentu. Kata “merdeka” kadang dipakai saat pembukaan atau penutup sebuah pidato. Kata “merdeka” misebut juga sebagai salam nasional Indonesia. Sebuah ucapan yang dapat membakar semangat juang bagi yang mendengarkannya.

Kata%20Merdeka%20Diciptakan%20Oleh%20Otto%20Iskandar%20Dinata%20Arsip%20Perpusnas

Mengenang Hari Lahirnya Otto Iskandar Dinata

Pencipta Pekik “Merdeka”
Artikel di bawah ini disalin langsung dari arsip foto digital dari https://www.facebook.com/ayokeperpusnas/photos/a.380549651985428/3316576775049353/?type=3&permPage=1. Sayangnya, gambar digital yang disajikan dipadatkan. Jadinya tulisan artikel tersebut tidak begitu jelas saat diperbesar. Maka dari itu, artikel itu ditulis ulang di bawah ini.

:warning: Mungkin ada kesalahan tulisan akibat gambar aslinya terlalu kecil. Sumber teks digital sangat buram sekali.

Judul: Mengenang hari lahirnya Otto Iskandar Dinata
Pencipta Pekik “Merdeka”
Penulis: Djamal Marsudi

Otto Iskandar Dinata: 31 Maret 1897 - 31 Maret 1976


Generasi sekarang mungkin tidak banyak yang mengetahui nama seorang tokoh pergerakan Nasional yang telah berjuang semenjak penjajahan Belanda hingga jaman penjajahan Jepang yang bernama Otto Iskandar Dinata. Demikian pula pada waktu Proklamasi 17 Agustus 1945. Mang Otto, demikianlah Bung Karno kalau memanggil Otto Iskandar Dinata pada waktu menyusun Undang-Undang Dasar 1945.

Didalam pembentukan Kabinet yang Pertama, Mang Otto telah diangkat menjadi Menteri Negara, tapi sayang tidak lama ia menikmati hawa Indonesia merdeka, sebab pada tanggal 20 Desember '45 ia gugur setelah diculik oleh lawan2 politiknya yang mempunyai rasa sentimen belaka.

Setelah diculik Mang Otto dimasukkan kedalam rumah penjara Tanggerang, kemudian Menteri Negara Otto Iskandar Dinata didalam keadaan yang tidak berdaya lalu dibunuh secara kejam, jenazahnya kemudian dilempar kedalam laut dipantai Mauk yang letaknya disebelah Utara Kota Tanggerang Daerah Jawa Barat.

Gugurnya Menteri Negara
Otto Iskandar Dinata merupakan seorang pahlawan yang jatuh di medan fisik menjadi korban kekejaman sementara oknum revolusioner ekstrim yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab. Otto Iskandar Dinata merupakan korban pertama dari sederetan pimpinan revolusi kemerdekaan bangsa Indonesia ditingkat “Menteri” didalam Negara Republik Indonesia. Selanjutnya ada orang berpendapat; Seandainya Otto Iskandar Dinata masih panjang umur, barangkali wajah dan jalan sejarah revolusi Indonesia Merdeka agak lain.

Negara Republik Indonesia yang baru memproklamasikan kemerdekaannya 30 tahun yang telah lampau, telah kehilangan seorang patriot bangsa, pembina utama pasukan bersenjata yang … diberi nama Badan Keamanan Rakyat (B.K.R.), pencetus salam nasional dan pembakar semangat perjuangan yang … pekik “Merdeka”.

Siapa menyangka, pekik “Merdeka” yang berkumandang hingga bergelora pada periode ke periode dari awal revolusi fisik hingga dewasa ini, merupakan salam perjuangan nasional.

Riwayat hidup Raden Otto Iskandar Dinata yang telah dihimpun oleh penulis, lengkapnya sebagai berikut: Raden Otto dilahirkan di desa Bojongsoang pada tanggal 31 Maret 1897
Pendidikan H.I.S. Kweekschool dan Hogere Kweekschool (H.K.S.). Sesudah mendapat diploma terakhir pada tahun 1920, ia bekerja sebagai Guru Pemerintah di H.I.S. Banjarnegara. Kemudian, … … mengajar pada sekolah partikelir (swasta) di Bandung sampai tahun 1924. Pada tahun berikutnya ia kembali menjadi guru H.I.S. Pemerintah di Pekalongan hingga tahun 1927. Akhirnya ia pindah ke Jakarta dan bekerja menjadi guru lagi di Sekolah Muhammadiyah.

Pada tahun 1932, ia menarik diri dari pekerjaan sebagai guru dan terjun dikalangan masyarakat, dan sejak tahun 1935 ia menerbitkan surat kabar “Sepakat” dan “Sipatahunan” di Bandung. Sebagai Ketua Umum Gerakan “Paguyuban Pasundan”, selanjutnya ia menentukan haluan partainya mengikuti taktik perjuangan “Cooperatino” tulisan tidak jelas. Karena itu dalam tahun 19…1, ia dipilih menjadi Anggota Voolkerand sebagai wakil partai yang dipimpimnya.

Didalam pembentukan P.P.P.K.I tahun 1926 yang … (sumber artikel terpotong)


Meski singkat, cukup menarik perjalanan salah satu pahlawan Indonesia ini. Karir dimulai dari seorang guru. Artinya beliau adalah sosok terpelajar. Kemudian menerbitkan surat kabar. Zaman itu tentu tidak semudah membuat koran seperti sekarang. Belum ada listrik yang memadai.

Saya juga bingung tanggal meninggalnya beliau. Teksnya tidak begitu jelas. Bahkan saat itu, sekelas menteri saja diculik dan dibunuh dengan kejam.

Merdeka!

Sumber: Kiriman Halaman Facebook Perpusnas “Perpustakaan Nasional” 7 Oktober 2019 https://www.facebook.com/ayokeperpusnas/photos/a.380549651985428/3316576775049353/?type=3&permPage=1

Hingga sekarang jarkon “Merdeka” senantiasa kita kumandangkan. Dan siapakah pencentus salam Nasional dan pembakar semangat perjuangan dengan pekik “Merdeka” ? Tak lain dan tak bukan adalah Otto Iskandar Dinata. Sumber: BB, 31-3-1976. Koleksi Perpustakaan Nasional RI (SKJIL-Team)