Bicara Dalam Bahasa Inggris Biasa Saja Tidak Perlu Gaya-Gayaan

Ada tulisan menarik dari seorang guru di Jawa Pos. Tulisan itu menyindir generasi muda zaman sekarang atau yang disebut dengan generasi milenial. Generasi milienial ini bisa disebut juga dengan generasi Z.

Bahasa Inggris di kalangan generasi Z ini sudah biasa. Sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari. Bahkan mungkin bagi sebagian mereka, jika sudah bisa berbicara dalam bahasa Inggris, dianggap keren. Padahal tidak perlu gaya-gayaan jika ingin bicara bahasa Inggris. Biasa saja.

Bicara%20Dalam%20Bahasa%20Inggris%20Biasa%20Saja%20Tidak%20Perlu%20Gaya-Gayaan

Antara Gaya-Gayaan atau Ketidaktahuan

Contoh dalam tulisan itu menyebutkan kata sapaan “Hi… guys” dalam bahasa Inggris. Kata
sapaan bahasa Inggris ini sudah biasa didengar. Contohnya saja di tayangan video Youtube atau di media sosial.

Sayangnya, arti kata sapaan “Hello guys” ini tidak dipahami betul apa makna yang sebenarnya. Kata “guys” dalam bahasa Inggris ditujukan untuk kalangan laki-laki. Sayangnya pada saat dipakai oleh orang Indonesia, kata sapaan ini ditujukan ke kalangan pria dan wanita. Ditujukan ke banyak orang, campur pria dan wanita.

Itu baru satu contoh penggunaan bahasa Inggris yang kurang tepat. Entah itu untuk dibilang keren, gaya-gayaan, atau entah karena ketidaktahuan atau sekadar ikut-ikutan.

Mengutip Hasil Indeks EF EPI

Tulisan itu juga mengutip hasil indeks kecapakan bahasa Inggris versi EF EPI. Tidak heran kalau pemahaman bahasa Inggris orang Indonesia sangat rendah tahun 2018. Bisa jadi salah satu faktor nilai bahasa Inggris orang Indonesia itu rendah karena faktor ikut-ikutan. Terlebih lagi survei EF EPI itu juga mengambil sampel dari kalangan generasi muda.

Bahasa Inggris jangan Sekedar Gaya-gayaan

03 OKTOBER 2019, 14: 08: 35 WIB | EDITOR : ALI MUSTOFA
Radar Kudus Jawa Pos
Sugiyanti, S.Pd.; Guru SMAN 1 Lasem (dok pribadi)

Zaman serba canggih, banyak sarana bagi para generasi milenial untuk mengekspresikan diri. Mulai dari facebook, whatsapp, twitter, instagram sampai dengan youtube. Berbagai istilah dalam bahasa Inggris sering kali digunakan untuk mengekspresikan diri. Sapaan seperti “Hi guys.”, jamak dipakai untuk mengawali vlog-nya. Begitu pun juga kata-kata seperti otw (on the way), btw (by the way), hbd (happy birthday) dan gws (get well soon).

Hal ini dikarenakan, para generasi milenial merupakan generasi bilingual. Bahkan multilingual. Memakai lebih dari satu bahasa dalam percakapan sehari-hari. Tidak jarang melakukan campur kode antara satu bahasa dengan bahasa lain. Campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih atau dua varian dalam satu bahasa dengan salah satu bahasa sebagai kode utama dan bahasa lain hanya berupa serpihan saja (Chaer dan Agustina, 1995:114). Campur kode yang paling sering dilakukan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Misalnya saja kalimat “Tolong dong dishare fotonya.”; “Ini lagi otw.” atau “Please dibales ya chat aku.

Kenapa campur kode yang paling sering dilakukan adalah campur kode menggunakan bahasa Inggris? Salah satu alasannya adalah karena bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. Dengan menggunakan bahasa Inggris, nampaknya para kids zaman now ini merasa lebih gaul dan keren. Merasa memiliki prestise yang lebih, ketika berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

Sayangnya, seringkali para generasi Z ini asal ngomong dan ikut-ikutan saja. Sekedar jadi follower biar kelihatan lebih berkelas dan up to date. Seringkali hanya copy paste saja. Tanpa tahu hakikat penggunaan bahasa Inggris yang benar. Tidak menggunakan bahasa Inggris sebagaimana mestinya. Akibatnya, bahasa Inggris terkesan hanya sebagai gaya-gayaan saja. Contoh kesalahan dalam berbahasa Inggris yang lazim terjadi adalah penggunaan kata sapaan guys.

Kata sapaan guys ini seringkali dipakai untuk menyapa semua gender. Baik laki-laki maupun perempuan. Kelihatannya keren, tapi ternyata salah kaprah. Pakar bahasa Inggris John McWhorter dari Columbia University dalam majalah The Atlantic edisi 23 Agustus 2018 menyatakan bahwa kata guys yang berasal dari kata dasar guy lebih bermakna laki-laki dan tidak netral gender. Kini kata guys (bentuk jamak dari guy) bahkan dipakai untuk merujuk banyak orang baik laki-laki maupun perempuan. Padahal kata guys ini adalah istilah yang seharusnya dihindari.

Lebih lanjut lagi, banyaknya generasi muda yang menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari ternyata tidak mencerminkan kemahiran dalam berbahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Education First (EF) terkait Indeks Kecakapan Bahasa Inggris (English Proficiency Index atau EPI) pada 2018.

Dalam laporan hasil survei EF tersebut Indeks Kecakapan Bahasa Inggris orang Indonesia adalah peringkat 51 dari 88 negara di dunia dengan skor 51,58. Indonesia menempati peringkat 13 dari 21 negara di Asia dengan skor di bawah rata-rata nilai EPI kawasan Asia yakni 53,94. Untuk Negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki skor EPI rendah. Jauh di bawah Singapura (68,63), Filipina (61,84) dan Malaysia (58,32). Bahkan, Negara Vietnam yang lama didera perang saudara, memiliki skor EPI tingkat menengah dengan nilai 53,12. Sungguh kenyataan yang sangat miris.

Lalu apa yang harus kita lakukan agar bahasa Inggris tidak hanya untuk gaya-gayaan? Salah satu caranya tentu saja dengan terus belajar meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Ada beberapa tips untuk belajar bahasa Inggris yang menyenangkan. Diantaranya adalah: 1) selalu konsisten berkomitmen untuk terus belajar bahasa Inggris; 2) terus membaca bacaan berbahasa Inggris; 3) sering menonton film berbahasa Inggris; 4) berteman dengan banyak penutur asli bahasa Inggris (native speaker) atau orang lain yang mampu berbahasa Inggris; 5) sering mendengarkan dan atau menyanyikan lagu berbahasa Inggris; 6) memanfaatkan aplikasi online tools pembelajaran bahasa Inggris; 7) mengambil kursus bahasa Inggris; 8) berkunjung ke Negara dengan bahasa pengantar bahasa Inggris; 9) selalu berusaha mempraktekkan bahas Inggris; dan 10) selalu menciptakan atmosfir berbahasa Inggris.

Selamat mencoba. Semoga dengan terus berusaha meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Bahasa Inggris tidak lagi dipakai sekedar untuk gaya-gayaan saja. (*)

(ks/top/top/JPR)

Sumber: https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/03/158932/bahasa-inggris-jangan-sekedar-gaya-gayaan

Dalam tulisan di atas, juga menyebutkan solusi agar bicara dalam bahasa Inggris itu tidak sampai salah. Salah satunya, disuruh belajar bahasa Inggris. Jangan cuma ikut-ikutan biar dibilang keren atau gaya-gayaan.

Selain itu juga, penulisnya adalah seorang guru. Mungkin ada kekhawatiran kalau generasi zaman now ini banyak yang ikut-ikutan bicara dalam bahasa Inggris. Padahal kosakata yang dipakai bahkan penulisan bahasa Inggris yang dipakai, tidak tahu apa artinya. Tidak heran dalam tulisan itu, disuruh belajar lagi.