Bahasa Daerah Sumatera Utara Versi Resmi

Bahasa daerah Sumatera Utara adalah Batak, Jawa, Melayu, Minangkabau, dan Nias (Li Niha). Tentu saja, lima nama bahasa daerah ini adalah bahasa daerah Provinsi Sumatera Utara.

Bahasa Sumatra atau bahasa daerah di wilayah Sumatera ada 26. Daftar 26 bahasa Sumatera ada di Nama Bahasa Daerah di Provinsi Sumatra (26 Bahasa).

Profil Provinsi Sumatera Utara

Mungkin, salah satu provinsi di Pulau Sumatra yang cukup terkenal di Indonesia adalah Provinsi Sumatera Utara yang ibu kotanya adalah Kota Medan. Provinsi Sumatera Utara biasa disingkat Prov. Sumut. Letaknya bersebelahan dengan Aceh dan Sumatera Barat serta Riau.

Sumut memiliki 12 kabupaten dan delapan kota. Jumlah penduduk Sumatera Utara per 30 Juni 2019 adalah 14 juta jiwa atau tepatnya 14.908.036 jiwa. Medan mayoritas agama apa? Jawabannya adalah agama Islam. Hampir 63% lebih masyarakat Sumut adalah Islam. Ada 9.810.473 masyarakat Sumatera Utara yang beragama Islam, 4.066.305 penduduk beragama kristen protestan, 647.325 jiwa kristen katolik, 16.346 jiwa agama Hindu, 361.402 beragama budha, dan terakhir 559 masyarakat beragama Konghucu. Kota Medan dengan jumlah penduduk 2.507.124, 1.725.847 jiwa beragama Islam dan 478.819 masyarakatnya beragama Kristen Katolik.

Bahasa%20Daerah%20Sumatera%20Utara%20Peta%20Bahasa%20Kemendikbud%20penyebaran

Bahasa Daerah Sumatera Utara dan Penjelasannya

Mari kembali bahas nama bahasa daerah Sumatra Utara. Lima bahasa yang ada di Sumatera Utara di atas adalah penjelasan resmi dari Peta Bahasa - Kemendikbud.

Sebagai perbandingan, Wikipedia menyebutkan nama bahasa yang digunakan di Sumatera Utara. Ada sepuluh bahasa. Sepuluh bahasa di Sumatera Utara adalah Batak, Jawa, Melayu, Minangkabau, Nias, Arab, Hakka, Hokkien, Tamil, dan Tionghoa. Itu kata Wikipedia.

nama%20bahasa%20daerah%20sumatera%20utara%20perda%20sumut%208%202017

Nama Bahasa Daerah Sumatera Utara yang Resmi

Tentu saja ada penjelasan resmi apa bahasa daerah Sumatera Utara itu. Resmi di sini adalah versi pemerintah, gubernur Sumatera Utara. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2017 ada menyebutkan bahasa daerah di Sumatera Utara .

Pasal 1 nomor 7 menyebutkan delapan bahasa daerah yang digunakan warga Sumatera Utara. Perda itu mengatur tentang “Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Perlindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah”.

Perda Prov. Sumut No. 8 Thn. 2017
Pasal 1
7. Bahasa Daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga Sumatera Utara di daerah-daerah di wilayah Provinsi Sumatera Utara, yaitu Bahasa Melayu., Bahasa Mandailing/Angkola, Bahasa Batak Toba, Bahasa Simalungun, Bahasa Karo, Bahasa Pakpak, Bahasa Nias, dan Bahasa Pesisir Sibolga-Tapanuli Tengah.

Penjelasan resmi daftar bahasa daerah masyarakat Sumatera Utara adalah:

  1. Bahasa Melayu
  2. Bahasa Mandailing/Angkola
  3. Bahasa Batak Toba
  4. Bahasa Simalungun
  5. Bahasa Karo
  6. Bahasa Pakpak
  7. Bahasa Nias
  8. Bahasa Pesisir Sibolga-Tapanuli Tengah.

Bahasa daerah Sumatera Utara di atas sesuai Peraturan Daerah Sumut 8/2017 yang ditetapkan di Medan pada 28 September 2017 oleh Gubernur Sumatera Utara. Delapan daftar bahasa Provinsi Sumatera Utara itu sudah betul. :white_check_mark:

Bahasa Daerah Sumatera Utara Versi Peta Bahasa Kemendikbud

Beberapa tulisan tentang bahasa daerah di sini, mengambil rujukan Peta Bahasa Kemendikbud. Contohnya saja Bahasa Daerah Sumatera Barat Ada Tiga. Peta Bahasa Kemendikbud menyebutkan lima bahasa daerah Sumatera Utara.

Kelima nama bahasa daerah yang digunakan warga sumatera utara adalah bahasa Batak, bahasa Melayu, bahasa Minangkabau, bahasa Jawa, dan bahasa Nias atau Li Niha.

Jika digabungkan versi Perda 8/2017 dan Peta Bahasa Kemendikbud, maka total ada 10 bahasa daerah Provinsi Sumatera Utara yang resmi:

  1. Bahasa Minangkabau
  2. Bahasa Jawa

Bahasa Minangkabau bisa dibilang sebagai bahasa daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Di Padang ada, di Medan ada.

Bahasa Batak

Bahasa Daerah Sumut adalah bahasa Batak. Penggunaan bahasa Batak dominan digunakan sebagai bahasa daerah yang digunakan warga Sumatera Utara. Jelas terlihat sekali dalam peta bahasa.

Bahasa Batak dituturkan di Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Simalungun (khususnya bagian pesisir barat), Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Padag Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Kota Binjai, dan bagian utara Kabupaten Deli Serdang. Bahasa Batak yang berada di Provinsi Sumatra Utara terdiri atas lima dialek, yaitu (1) dialek Toba, (2) dialek Mandailing, (3) dialek Simalungun, (4) dialek Pakpak (Dairi), dan (5) dialek Karo.

Dialek Toba dituturkan di Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Simalungun (khususnya bagian pesisir barat), Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir, dan bagian utara Kabupaten Deli Serdang. Dialek Mandailing dituturkan di bagian selatan Danau Toba, wilayah perbatasan Sumatra Barat (Kabupaten Pasaman Timur dan Barat), di daerah perbatasan Provinsi Riau (Kabupaten Rokan Hulu), dan di daerah perbatasan Provinsi Aceh. Dialek Simalungun dituturkan di Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Tanjung Balai. Dialek Pakpak (Dairi) dituturkan di Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Pakpak Bharat. Dialek Karo dituturkan di Desa Parit Rindu, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat; Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo; Desa Pengambaten, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo; Desa Kutagaluh, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo; Desa Lau Kesumpat, Kecamatan Mardingding, Kabupaten Karo; Desa Lau Sireme, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi; Desa Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang; Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang; Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun; dan Desa Pasar VIII Namo Terasi, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat; Kabupaten Toba Samosir, dan Kota Medan.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Batak dialek Toba dengan dialek Simalungun memiliki persentase perbedaan sebesar 69,25%; dengan dialek Mandailing sebesar 71,25%; dan dialek Pakpak (Dairi) sebesar 75,25%. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Batak merupakan bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya, dengan bahasa Gayo, Melayu, dan Nias.

Bahasa Batak juga dituturkan di wilayah provinsi lain, yaitu di Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Riau. Bahasa Batak yang dituturkan di Provinsi Aceh terdiri atas lima dialek, yaitu (1) dialek Alas, (2) dialek Angkola, (3) dialek Mandailing, (4) dialek Kluet, dan (5) dialek Dairi. Bahasa Batak yang dituturkan di Provinsi Sumatra Barat dan Riau memiliki satu dialek, yakni dialek Mandailing.

Sumber: Bahasa Batak, Provinsi Sumautera Utara, Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Kemendikbud http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=8&idp=Sumatra%20Utara

Bisa disimpulkan kalau bahasa daerah dari Sumatera Utara adalah bahasa Batak. Berdasarkan Peta Bahasa Kemendikbud dan jumlah penyebarannya.

Dialek Bahasa Batak

Mungkin ada yang mengatakan kalau bahasa Batak ada beberapa macam. Namun, versi peta bahasa, bahasa Batak hanya ada satu tapi ada lima dialek. Lima dialek bahasa Batak adalah

Dialek Toba
Dialek Mandailing
Dialek Simalungun
Dialek Pakpak (Dairi)
Dialek Karo.

Bahasa Melayu

Jika berkunjung ke Kota Medan, atmosfer Melayu akan terasa, sebagaimana saat berkunjung ke kota Pekanbaru, Riau. Tidak heran kalau bahasa Melayu ada diurutan kedua sebagai bahasa daerah yang paling banyak dipakai di Sumatra Utara.

Bahasa Melayu yang berada di Provinsi Sumatra Utara dituturkan di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat; Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat; Desa Sei Sakat, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu; Desa Cinta Air, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai; Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang; Desa Dolok Manampang, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai; Desa Asahan Mati, Desa Bagan Asahan, Desa Bagan Asahan Baru, dan Desa Bagan Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan; Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal; Kelurahan Sorkam, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah; Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat; Kabupaten Tapanuli Selatan; Kabupaten Labuhan Batu Utara; Kabupaten Labuhan Batu Selaan; Kabupaten padang Sidampuan; Kota Binjai; dan Kota Medan.

Bahasa Melayu di Provinsi Sumatra Utara terdiri atas 11 dialek, yaitu (1) dialek Stabat Lama dituturkan di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat; (2) dialek Secanggang (Langkat) dituturkan di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat; (3) dialek Sungai Sakat (Labuhanbatu) dituturkan di Desa Sei Sakat, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu; (4) dialek Cinta Air dituturkan di Desa Cinta Air, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai; (5) dialek Hamparan Perak dituturkan di Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang; (6) dialek Dolok Manampang (Deli Serdang) dituturkan di Desa Dolok Manampang, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara; (7) dialek Tanjung Balai Asahan dituturkan di Desa Asahan Mati, Desa Bagan Asahan, Desa Bagan Asahan Baru, dan Desa Bagan Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan; (8) dialek Muara Sipongi (Tapanuli Selatan) dituturkan di Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal; (9) dialek Sorkam (Tapanuli Tengah) dituturkan di Kelurahan Sorkam, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah; (10) dialek Binjai dituturkan di Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat; dan (11) dialek Medan dituturkan di Kota Medan.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan kesebelas dialek tersebut berkisar 51%—71,50% (beda dialek). Isolek Melayu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Jawa, Gayo, Minangkabau, dan Nias.

Sumber: Bahasa Melayu, Provinsi Sumautera Utara, Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Kemendikbud http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=10&idp=Sumatra%20Utara

Bahasa Jawa

Penyebaran bahasa Jawa, sampai juga ke Sumatera Utara. Jika dilihat sekilas, bahasa Jawa berada di urutan ketiga sebagai bahasa daerah Sumatera Utara yang paling banyak dipakai.

Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, Kecamatan Aek Kuasan, Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan; Desa Kampung Pajak, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara; Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang; Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai; dan Desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Bahasa Jawa di Provinsi Sumatra Utara terdiri atas sembilan dialek, yaitu (1) dialek Bukit Mas dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat; (2) dialek Sengon Sari dituturkan di Desa Sengon Sari, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan; (3) dialek Buntu Pane dituturkan di Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan; (4) dialek Kampung Pajak dituturkan di Desa Kampung Pajak, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara; (5) dialek Wonosari dituturkan di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang; (6) dialek Tuntungan I dituturkan di Desa Tuntungan I, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang; (7) dialek Naga Kesiangan dituturkan di Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai; (8) dialek mayang dituturkan di Desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun; dan (9) dialek Muka Payang dituturkan di Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan kesembilan dialek tersebut berkisar 51%—80%. Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatra Utara dapat dikatakan sebagai bahasa yang sama dengan bahasa Jawa yang berada di Surakarta dan Yogyakarta sebagai bahasa Jawa induknya dengan persentase perbedaan sebesar 52% (beda dialek). Isolek Jawa merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Melayu, Gayo, Minangkabau, dan Nias.

Sumber: Bahasa Jawa, Provinsi Sumautera Utara, Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Kemendikbud http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=9&idp=Sumatra%20Utara

Bahasa Minangkabau

Urutan keempat bahasa daerah Sumut adalah bahasa Minangkabau. Versi peta bahasa. Di Sumatera Barat ada bahasa Batak dan di Sumatera Utara ada bahasa Minangkabau.

Bahasa Minangkabau dituturkan di Desa Panggautan, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal dan Kelurahan Sorkam Kanan, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan bahasa Minangkabau dengan dialek Natal 55,75% dan dengan dialek Sorkam 71%. Dialek Sorkam (Sumatra Utara) merupakan varian dari bahasa Minangkabau. Dialek ini memiliki kedekatan dengan beberapa dialek Melayu di Sumatra Utara, misalnya dengan dialek Melayu di Desa Asahan Mati, Tanjung Balai sebesar 55,25%. Hal itu berarti secara linguistik, dialek Sorkam lebih dekat dengan bahasa Melayu di Asahan Mati, Tanjung Balai. Dengan kata lain, isolek yang digunakan di Desa Panggautan ini merupakan isolek yang dapat dikelompokkan ke dalam dialek Minangkabau dan/atau dialek Melayu. Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Jawa, Gayo, Melayu, dan Nias.

Sumber: Bahasa Minangkabau, Provinsi Sumautera Utara, Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Kemendikbud http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=11&idp=Sumatra%20Utara

Bahasa Nias (Li Niha)

Penyebaran bahasa Nias berkonsentari di pulau Nias. Namun, penduduk pulau Nias tidak sepenuhnya menggunakan bahasa Nias. Bahasa daerah Sumut lain, juga ada.

Bahasa Nias (Li Niha) dituturkan di Desa Simaluaya, Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Desa Pasar Teluk Dalam, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan; Desa Hilimboe, Kecamatan Susua, Desa Olora, Kecamatan Gunung Sitoli Utara, Kota Gunungsitoli; Kelurahan Pasar Lahewa, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias; Kabupaten Nias Utara; dan Kabupaten Nias Barat. Orang Nias menyebut bahasa ini dengan nama Li Niha.

Bahasa Nias di Provinsi Sumatra Utara memiliki empat dialek, yaitu (1) dialek Simaluaya dituturkan di Desa Simaluaya, Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan; (2) dialek Pasar Teluk Dalam dituturkan di Desa Pasar Teluk Dalam, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan; (3) dialek Hilimboe dituturkan di Desa Hilimboe, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias; dan (4) dialek Nias Utara dituturkan di Desa Olora, Kecamatan Gunung Sitoli Utara, Kota Gunungsitoli dan Kelurahan Pasar Lahewa, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan keempat dialek tersebut berkisar 51%—69%. Isolek Nias merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Jawa, Gayo, Minangkabau, dan Melayu.

Sumber: Bahasa Nias, Provinsi Sumautera Utara, Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Kemendikbud http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa2.php?idb=12&idp=Sumatra%20Utara

Indonesia kaya bahasa daerah. Lihat saja Jumlah Bahasa Daerah di Indonesia Resmi dari Badan Bahasa Kemendikbud. Jumlahnya hampir mencapai 750 bahasa daerah. Mari sama-sama melestarikan bahasa daerah. Selain menuturkannya dengan lisan, juga dengan tulisan.

Referensi

  • Profil Provinsi Sumatera Utara dan kota Medan, Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ yang diambil saat menulis ini.

  • Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk Sumatera Utara Peta Bahasa http://118.98.223.79/petabahasa/provinsi.php?idp=Sumatra%20Utara. Peta bisa ditemukan di http://118.98.223.79/petabahasa/mapEnlarge2.php?idp=2 atau langsung http://118.98.223.79/petabahasa/map/070000.png. Ukuran asli peta terlalu besar. Jadi diperkecil.

  • Bahasa Daerah Sumatera Utara Versi Resmi Perda Prov. Sumut No. 8/2017 tentang Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Perlindungan Bahasa Daerah dan Sastra Daerah https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/72137/perda-prov-sumatera-utara-no-8-tahun-2017 atau langsung ke https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/62619/Perda%20No.%208%20Thn%202017.pdf. Lihat Pasal 1 Nomor 7, lembar ketiga.

  • Wikipedia Sumatera Utara nama bahasa yang digunakan https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Utara Halaman tersebut terakhir diubah pada 11 Oktober 2019, pukul 08.25.