FEATURE: Rawat Ayam di Kala Bosan
Oleh : Yusfika Andriani
Boyolali, 3 Juni 2020
(Sumber: dokumentasi penulis)
Boyolali - Kaki tanpa alas itu ia ajak berkeliling sampai ke rumah tetangga. Entah malas atau lupa, sering kali ia tak mengenakan alas kaki saat keluar rumah. Mondar-mandir ia berusaha mengusir kebosanan, berharap di rumah tetangganya ada anak kecil yang bisa diajak bermain, atau mungkin juga dijahili. Menjahili adiknya di rumah tentu tidak terlewat. Dia Akhwan, siswa kelas 6 SD yang tentu saja berada di rumah karena covid-19 sedang menjelajah dunia.
Bangun pagi, mandi, sarapan, lalu ke sekolah adalah kegiatan yang sudah lama tak ia lakukan. Sekarang ia tak harus bangun sangat pagi untuk bersiap ke sekolah. Aktivitas sehari-harinya telah berubah. kesehariannya ia isi dengan membantu orang tuanya yang baru memulai ternak ayam. Bangun tidur lari ia ke samping rumah, mengambil pakan untuk diberikan pada ayam-ayamnya. Setelah selesai baru ia bisa menonton televisi bersama adiknya dengan tenang sambil menunggu ibunya memasak. Walau sebenarnya tidak betul-betul tenang. Karena bosan, biasanya ia akan menjahili adiknya atau sebaliknya. Rumahnya selalu dipenuhi kebisingan, bukan hanya karena ayam tapi juga pertengkaran kecil kedua kakak beradik yang biasanya berakhir ketika sang adik menangis.
Bukan hanya pagi, memberi pakan pada ayam juga ia lakukan pada pukul 12 siang dan 3 sore, agar ayam-ayamnya tak kelaparan dan tambah gemuk tentunya. Seminggu sekali Akhwan juga mengurus ayam yang baru menetas. Ayam-ayam itu ia tempatkan dalam kandang yang berisi beberapa lampu 50 watt di dalamnya. Selain memberi pakan dan mengurus ayam, terkadang ia juga harus menggali tanah untuk mengubur ayam yang mati. Tidak setiap hari memang, namun jika sedang apes, dalam sehari bisa 2-4 ayam mati. Sedih ia jika melihat ada ayam yang pucat dan tak lama akan mati. Tapi begitulah resiko berternak, ayam mati tak bisa dielak.
“Bosen banget, Mbak. Tapi mau gimana lagi. Ya semoga pandemi segera berakhir dan semua kembali normal” ungkapnya saat diwawancarai pada Rabu, 3 Juni 2020. Kebosanan ketika pandemi memang tak bisa dielak. Namun dibalik itu ada hikmah yang didapat. Berkumpul bersama keluarga jadi bisa setiap saat. Semua orang memang telah lama di rumah saja, tapi para tenaga medis bahkan belum usai berjuang. Tak ada salahnya menilik keadaan orang lain sebelum mengeluhkan suatu hal. Bosan memang tidak salah, namun menjadikan bosan alasan untuk pergi keluar dan mempermudah penyebaran virus itulah yang salah. Lebih baik lakukan hal positif selama di rumah, salah satunya membantu orang tua seperti Akhwan ini.