Oleh: Puji Rahayu
(Solo, 30 Mei 2020)
SDN Nusukan Barat 113 nampak sepi sejak pemberlakuan status KLB di kota Solo.
(Sumber: dokumentasi penulis)
SOLO -Pada kenyataan virus corona (Covid-19) telah melumpuhkan dunia pendidikan, hiruk pikuk kegiatan belajar mengajar di sekolah seakan mati. Kebijakan terkait pandemi yang ditetapkan oleh pemerintah telah meluas ke seluruh penjuru nusantara. Kota Solo merupakan kota pertama yang mengumumkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona sejak 13 Maret 2020 hingga saat ini. Penerapan ‘belajar di rumah’ belum cukup efektif dilakukan, dibuktikan dengan masih banyak orang tua yang merasa belum maksimal menggantikan posisi guru di rumah. Pasalnya, mereka juga harus membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak belajar di rumah.
Peran orang tua yang belum sepenuhnya maksimal tersebut juga terkendala dengan kemampuan mereka di bidang teknologi, tidak sedikit orang tua yang masih gagap teknologi atau gaptek dengan metode pembelajaran daring. Terlebih jika dalam satu keluarga memiliki anak yang bersekolah lebih dari satu, sangat menuntut orang tua untuk benar-benar membagi waktu dengan baik.
Nur Cahaya seorang ibu rumah tangga, Sabtu (30/5/2020) menyampaikan kendala yang dihadapi selama pemberlakuan belajar di rumah di kota Solo.
“Jujur saja saya merasa kesulitan dalam mendampingi anak belajar, apalagi anak saya yang sudah bersekolah ada dua. Anak saya kelas 6 SD dan masih TK, setiap harinya juga ada tugas dari guru," kata Nur.
Para guru dan orang tua diminta untuk selalu berkoordinasi, tidak hanya terkait pelaksanaan pembelajaran daring, tetapi juga memantau kondisi kesehatan siswa. Guru juga menghimbau para siswa untuk tetap dirumah dan mematuhi protokol kesehatan, demi menghindarkan dari resiko paparan virus corona.
“Terkadang ada tugas yang waktu pengumpulannya singkat, dan jumlahnya banyak. Pembelajaran secara langsung saja anak banyak yang belum faham, apalagi secara online ini. Bertanya guru juga tidak dibalas cepat, mungkin kewalahan banyak yang tanya," terang Nur.
Dalam sehari siswa mendapatkan tiga hingga empat mata pelajaran, yang dibantu oleh materi melalui foto maupun video yang dikirimkan oleh guru pada grup WhatsApp. Orang tua harus semaksimal mungkin memacu minat belajar anaknya, tidak sedikit anak yang sudah bosan dengan pembelajaran di rumah.
“Sebisa mungkin saya dampingi dan ajari semampunya, selebihnya tanya guru atau keluarga yang lebih mengerti. Kondisinya sedang begini ya mau bagaimana lagi," tambah Nur.
Kesuksesan pembelajaran daring selama masa pandemi tergantung pada kedisiplinan dan kontribusi dari semua pihak. Pihak sekolah juga dapat membuat skema secara lebih terperinci untuk mengatur pembelajaran daring. Selain itu pemanfaatan gawai sebagai media juga diupayakan tidak membingungkan orang tua, supaya pembelajaran dapat bermanfaat dan efisien.