FEATURE: Mahasiswa Perpajakan Jual Dimsum demi Sambung Hidup saat Pandemi COVID-19

FEATURE: Mahasiswa Perpajakan Jual Dimsum demi Sambung Hidup saat Pandemi COVID-19

Oleh: Shafira Ramadanti
Karanganyar, 10 Mei 2020

WhatsApp Image 2020-06-10 at 19.30.43
(Sumber: dokumentasi penjual)

Karanganyar -Jari jemarinya sangat lincah melipat kulit dimsum untuk segera dikukus. Sebut saja Nisyaz, kakak beradik itu bekerja sama dalam membuat dimsum. Sang kakak yang membuat dan mengukusnya sedangkan adiknya yang mengantar dimsum pesanan ke rumah-rumah atau membuat kesepakatan akan bertemu di mana. Kegiatan seperti ini terjadi semenjak Karanganyar menetapkan PSBB di mana toko-toko kecil ikut tutup dan pendapatkan kian menyusut.

Nisa belajar membuat dimsum ayam sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. la melakukannya untuk menambah penghasilan orang tuanya yang kurang untuk ia dan adiknya. “Saya belajar membuat ini dari nenek saya sejak SMA. Beliau yang mengajari saya sampai saya bisa membuatnya sendiri,” ucapnya saat diwawancarai secara daring melalui WhatsApp, Minggu, 10 Mei 2020.

Dia mengatakan toko yang dibuka ibunya tutup semenjak diberlakukan PSBB. Makanya, ia mengajak adiknya untuk menjual dimsum demi menyambung hidup di masa seperti sekarang ini. Bagi Nisa harga jual yang ditawarkan pun cukup terjangkau bagi pemesan dan pelanggan yang kerap membeli dimsum pada mereka. Selain itu, pelanggan mengatakan bahwa dimsum buatan mereka enak dan sangat pas di kantong.

Nisa hanya membuat dimsum ayam ketika ada pesanan datang. Jika tidak, ia hanya membuat untuk dimakan keluarga mereka. Dalam satu bulan, biasanya dia hanya menghasilkan 100 pack mika. Dimsum yang ia jual dibandrol seharga Rp20.000,- per pack mika isinya 10 pcs dimsum.

Melalui video call Nisa bercerita tentang pembuatan dimsum ayam. la bercerita, untuk membuat dimsum ayam sebenarnya lumayan gampang asal telaten dan sabar. Kulit dimsumnya juga ia membuat sendiri karena kalau beli jadi lebih mahal. Jadi ia memutuskan untuk membuat semuanya sendiri agar menghemat pengeluaran.

Tyas yang membantu kakaknya, mengatakan untuk mengantarkan dimsum pesananya terkadang mengalami kendala. Seperti salah masuk gang karena penjelasan dari pelanggan mengenai denah rumahnya yang terlalu berbelit. Jadi lebih enak kalau kita janjian ketemu di mana daripada saya yang mengantar ke rumahnya langsung. “Tapi terkadang ada juga pembeli fiktif, dia sik mesen tapi dihubungi malah nomorku sik diblokir. Ya tak anggep wae iki ujian,” ujar Tyas.

Seakan mengiyakan perkataan adiknya, Nisa menunjukkan nomornya yang diblokir oleh pembeli fiktif itu. “Ya mau gimana lagi, Mbak, orang kalau jualan mah ada aja masalahnya. Saya sih bersyukur saja masih banyak yang mau beli dimsum ayam buatan saya. Semoga kedepannya gak ada lagi yang iseng-iseng kayak gini,” ucap Nisa.

72 Suka

Bagus :+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1:

Bagus, tulisannya mudah untuk dipahami :+1::+1::+1:

Keren banget tulisannya :heart_eyes:

Artikelnya menarik dan banyak mengandung hikmah buat kita semua. Semangat Firađź’ž

Semangat trussss :muscle::muscle::muscle::muscle::muscle::+1::+1::+1::+1::+1:

Keren bgt smngat terus yaa

Wahhh keren kak tulisannya :heart_eyes: Si Nisa penjual dimsum kebetulan banget aku juga Nisa penjual dimsum area salatiga bisa diorder ya :relaxed::grin:

Mantap :+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1::+1:

Keren, semangat​:+1::+1::+1::+1::+1::+1:

mantap semangat terus!!

bagus artikelnya👍🏻 semangat terusss yaa! keren keren

bagus nih, gampang dimengerti, semangat yah

Bagus artikelnya, bahasa mudah dipahami
Semangat ya

Mantab, keren!!! Semangat yaa!

:heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart::heart: okeeiiiii