Aku lelaki
Yang tak begitu rupawan
ingin meminangmu di tengah kecarut-marutan
Aku lelaki
Yang tak begitu kaya
Ingin menyuntingmu di tengah massifnya kebencian tertanam
Aku lelaki
Yang tak begitu baik hati
Ingin mengawinimu di tengah triliunan janji-janji yang tak terpenuhi
Aku lelaki
Yang tak begitu gagah
Ingin… ingin sekali, mengajakmu menapaki rumah tangga kehidupan
Di antara para koruptor yang kanibal, yang tega memakan daging anak cucunya sendiri
Di antara ribuan para pencari kerja
Di antara kehidupan kaum petani yang imbas imbis
Di antara orang-orang yang mengaku paling nasionalis, paling agamis, paling Panacasilais
Aku lelaki…
Sungguh lelaki…
Bukan seorang banci, apalagi mucikari!
Kan ku lamar engkau esok hari
Ketika mentari memunculkan pelita-pelita ranum
Dan dedaunan pun basah karena air mata langit yang menjadi embun
Oh, gadisku yang lincah…
Kemarilah kemari. Sebentar lagi aku akan menjadi suamimu
Tabahkanlah hati para pemujamu
Agar mereka tak iri, bahkan marah, sehingga membenci dunia ini
Dan tumbuhlah iblis-iblis di hati mereka
Lalu tak segan angkat senjata menembaki mukmin-mukmin yang salat di masjid
Lalu tak takut melakukan bom bunuh diri di antara para domba yang beribadah di gereja
Lalu… lalu… lalu tak segan untuk merusak pura, vihara, serta klenteng
Dan mereka merayakan kemenangan di antara dentum lagu diskotik, di antara minuman keras, dan di antara para gadis malam
Dan mereka disertai iblis, iblis yang kian besar, iblis yang kian kuat
Menguasai otak mereka, menguasai mata mereka, menguasai telinga mereka, menguasai kaki tangan mereka, menguasai kelamin mereka, menguasai jantung mereka, dan hati mereka pun tunduk! Setunduk-tunduknya.
Duhai gadisku, tak usahlah engkau sedih dengan semua itu
Karna besok aku kan menjadi suamimu.
Hapuslah retasan air matamu dengan kesetian dan kasih sayangku
Tersenyumlah… tersenyumlah gadisku
Kau harus mampu menjadi ibu yang kuat bagi anak-anak kita
Jagalah anak-anak kita dari bebalnya dunia ini dengan meminta pertolongan-Nya
Janganlah engkau sampai putus asa
dengan keadaan dunia ini, dengan segala kebenciannya, dengan segala dustanya
Apabila engkau terpikir untuk menyerah
Maka… ambilah air suci di gentong tanah itu, lalu mintalah ampun pada-Nya
Duhai gadisku, esok kita akan menikah
Tersenyumlah, perlihatkan gigi putihmu padaku
Kabarkan pada malaikat tentang kebahagiaan ini
pejamkan matamu
esok kita pasti berjumpa
dan menjadi sepasang suami-istri
Solo, 21 Maret 2019